150 WARGA DI SUMBA OPERASI KATARAK

Written By Admin on Senin, November 29, 2010 | Senin, November 29, 2010

WAINGAPU - Sekitar 150 penderita katarak dari kalangan warga kurang mampu di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) mendapat pelayanan operasi mata secara gratis. Operasi katarak melibatkan dokter spesialis mata dari Kupang dan Samarinda.

Pelaksanaan operasi katarak gratis berlangsung selama empat hari, Kamis ( 25/11/2010) sampai Minggu (28/11/2010). Ini merupakan rangkaian kegiatan bakti sosial dalam rangka HUT ke-98 Rumah Sakit Kristen (RSK) Lindimara-Waingapu.

Wakil Direktur RSK Lindimara, Stefanus Makambombu, Sabtu (27/11/2010), mengatakan, pelayanan kesehatan dalam rangka HUT RSK Lindimara difokuskan pada operasi katarak karena Sumba merupakan salah satu pulau dengan kasus katarak cukup tinggi.

Dalam operasi katarak kali ini, hanya dalam dua hari penderita yang mendaftar mencapai 200 orang lebih. Dari jumlah tersebut diseleksi lagi mana yang bisa dioperasi dan mana yang tidak bisa. Setelah diseleksi diperoleh sekitar 150 orang yang layak dioperasi.
Para pasien katarak yang dioperasi kali ini, katanya, bukan hanya warga Sumba Timur tetapi ada juga dari Ende, Flores.

"Para penderita katarak dari Ende mengaku mendapat informasi melalui radio," kata Stefanus.

Ia mengatakan, sebenarnya pihaknya tidak membatasi jumlah peserta namun karena keterbatasan waktu para dokter maka pelaksanaan operasi hanya dibatasi sampai hari Minggu (28/11/2010). Itu pun hanya ditangani satu dokter, karena dokter ahli mata dari Samarinda hanya satu hari berada di Waingapu dan sudah kembali pada hari Jumat (26/11/2010) karena urusan keluarga.

Stefanus mengatakan, selain katarak, gondok merupakan penyakit dengan kasus tertinggi di daratan Sumba. Salah satu faktor penyebabnya adalah kekurangan yodium.

Soal rendahnya konsumsi garam beryodium pernah disampaikan salah staf FAO, beberapa waktu lalu. Kekurangan yodium akan berdampak pada menurunnya kecerdasan dan pertumbuhan anak.

[Sumber : Pos Kupang]
Senin, November 29, 2010 | 0 komentar | Read More

CIPTAKAN 100 METER TENUN IKAT

Written By Admin on Jumat, November 26, 2010 | Jumat, November 26, 2010

WAINGAPU - Setelah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) melalui penciptaan tenun ikat sepanjang 50 meter (hinggi) dan sarung (lau) sepanjang 25 meter tahun 2007 lalu, pengrajin Sumba Timur kembali ingin memecahkan rekor dunia.

Kali ini, mereka ingin menciptakan tenun ikat Sumba Timur sepanjang 100 meter. Terkait dengan itu, wakil ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumba Timur, Elly Kurniaty Kitu, Rabu (24/11) kemarin mengunjungi pengrajin tersebut di Desa Kaliudah Kecamatan Pahunga Lodu.

“Ini dalam rangka melihat secara langsung persiapan pengrajin tenun ikat di Desa Kaliudah Kecamatan Pahunga Lodu yang ingin menciptakan tenun ikat sepanjang 100 meter. Hari ini (kemarin, red) adalah awal pengrajin disana melakukan pekerjaannya menenun kain dengan motif Sumba Timur sepanjang 100 meter,” kata Elly Kurniaty kepada Timor Express sesaat sebelum bertolak ke Desa Kaliudah.

Disaksikan Timor Express, di Desa Kaliudah selain memantau langsung pengerjaan awal (pamening) tenun ikat Sumba Timur sepanjang 100 meter, Elly Kurniaty Kitu juga memberikan arahan kepada para pengrajin. “Sebagai warga Sumba Timur kita patut berbangga melalui inovasi pengrajin asal Desa Kaliudah Kecamatan Pahunga Lodu yang ingin menciptakan tenun ikat sepanjang 100 meter. Ini sebuah maha karya yang patut dibanggakan oleh seluruh warga Sumba Timur,” tandasnya.

Untuk itu demikian wakil ketua TP PKK yang juga istri Wakil Bupati Sumba Timur, Matius Kitu itu, perlu adanya motivasi dari seluruh elemen masyarakat yang ada di Sumba Timur. “Dari Dekranasda dan TP PKK Sumba Timur sangat mendukung apa yang sudah dilakukan oleh para pengrajin di Desa Kaliudah Kecamatan Pahunga Lodu ini.

Kami atas nama Dekranasda dan TP PKK Sumba Timur juga menyampaikan terima kasih yang dalam atas upaya yang sudah dilakukan oleh para pengrajin dalam rangka mempromosikan Sumba Timur ke dunia luar melalui penciptaan tenun ikat sepanjang 100 meter,” tandasnya.

Salmon Ke Huru, tokoh masyarakat Kecamatan Pahunga Lodu mengungkapkan, ide awal menciptakan tenun ikat sepanjang 100 meter adalah ketika pelantikan Umbu Yiwa Hinggirandja sebagai Kades Kaliudah, 26 Februari 2008 lalu dan baru bisa direalisasikan di tahun ini.

Salmon memprediksi, pembuatan tenun ikat sepanjang 100 meter itu akan menghabiskan 100 lebih bantal benang. “Dalam pembuatan tenun ikat sepanjang 100 meter ini kita melibatkan 60 pengrajin yang berasal dari desa tersebut. Dari alokasi dana desa (ADD) papar Salmon, dialokasikan dana sebesar Rp 2 juta.

“Kita prediksikan untuk pembuatan tenun ikat ini menghabiskan dana sebesar Rp 60 juta yang bersumber dari ADD Kaliudah dan APBD Sumba Timur. Kita menargetkan tenun ikat sepanjang 100 meter ini dapat masuk dalam rekor dunia. Pengerjaannya akan selesai pada bulan Juni atau Juli tahun 2011 nanti,” harapnya.

Sementara itu, Kasubdin Perlindungan Konsumen Dinas Perindag Sumba Timur, David Lomi menjelaskan, untuk program tersebut pihaknya mengalokasi dana sebesar Rp 100 juta lebih. “Tapi saya tidak tahu pasti berapa angkanya. Sekitar Rp 100 juta lebih dana yang dialokasikan untuk pembuatan tenun ikat sepanjang 100 meter itu,” terangnya.

Terpisah, ketua Dekranasda Sumba Timur, Rambu Kahi Yani Mbilijora mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan pada pengrajin Desa Kaliudah sebanyak 40 bantal benang. Selain itu tambah ketua TP PKK Sumba Timur itu, pihaknya juga menyalurkan bantuan gedek bambu secara langsung kepada para pengrajin.

[Sumber : Timor Express]
Jumat, November 26, 2010 | 0 komentar | Read More

SUMBA LAYAK JADI PROPINSI

WAINGAPU - Tak hanya Flores yang dinilai layak untuk dijadikan provinsi baru di Indonesia, Sumba juga dinilai layak. Namun dari empat kabupaten yang ada di pulau tersebut, Kabupaten Sumba Timur dinilai yang palang layak.

Demikian diungkapkan sejumlah elemen masyarakat Kabupaten Sumba Timur kepada Timor Express secara terpisah, Minggu (21/11). Menurut Kornelis Ludji, warga Kecamatan Kota Waingapu, karena sudah terdiri dari empat kabupaten, maka pulau Sumba sudah layak menjadi sebuah provinsi.

“Dari sisi infrastruktur dan jumlah penduduk, Sumba juga sudah memadai dan memenuhi persyaratan menjadi provinsi baru di NTT,” ujarnya.
Sebabnya, Kornelis meminta pemerintah, DPRD dan seluruh elemen masyarakat di pulau tersebut segera memikirkan pembentukan provinsi Sumba. “Kalau mau mengalami kemajuan yang pesat, Sumba harus jadi provinsi. Potensi daerah yang ada juga cukup mendukung.

Nah, dengan terbentuknya provinsi Sumba sudah tentu empat kabupaten yang ada di pulau Sumba juga bisa dimekarkan,” paparnya seraya mencontohkan, Kabupaten Sumba Timur yang bisa dimekarkan menjadi tiga kabupaten dan satu kota sesuai hasil penelitian tim Uinversitas Indonesia (UI) yang bekerjasama dengan pemerintah setempat belum lama ini.

Hal senada disampaikan Philipus Retang, warga Kecamatan Umalulu. Menurutnya, bila Sumba menjadi provinsi, Waingapu paling layak untuk dijadikan ibukota. “Ibukota provinsi Sumba harus berada pada wilayah yang strategis, hemat saya dari empat ibukota kabupaten di Sumba, Waingapu ibukota Kabupaten Sumba Timur adalah yang paling layak menjadi ibukota provinsi Sumba,” tandasnya.

Namun menurut anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD Sumba Timur, Anton Dida Djuka, menjadikan Sumba sebagai provinsi butuh perjuangan yang panjang atau tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Tidak gampang memekarkan sebuah wilayah termasuk menjadikan Sumba sebagai provinsi. Tentu ada indikator-indikator yang harus mendukung wacana tersebut. Tapi wacana tersebut sah-sah saja mengingat Sumba adalah pulau yang luas bahkan jauh lebih luas dari pulau Bali dan tentunya sangat wajar bila warga yang bermukim di pulau ini menginginkan Sumba menjadi provinsi baru di Indonesia,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora mengatakan, rencana pembentukan provinsi Sumba harus melibatkan seluruh komponen yang ada di wilayah tersebut. Potensi yang ada demikian Gidion, juga harus mendukung sehingga rencana tersebut tidak sekedar wacana. Untuk itu sambungnya, di Sumba Timur, pihaknya bersama DPRD dan elemen yang ada di wilayah tersebut mulai melakukan pembenahan infrastuktur yang ada termasuk sisi ekonomi dan SDM masyarakat.

[Sumber : Timor Express]
Jumat, November 26, 2010 | 2 komentar | Read More

PRAMBUNI BUTUH 6,6 KM SALURAN PERMANEN

KUPANG - Daerah Irigasi (DI) Prambuni di Kabupaten Sumba Timur saat ini masih membutuhkan pembangunan saluran irigasi permanen agar bisa berfungsi efektif. Kebutuhan pembangunan saluran permanen ini untuk menekan tingkat penyerapan air pada lahan persawahan milik petani di daerah itu.

Hal ini dibenarkan Kepala SNVT PPSDA NT II, Ir. Budi Sucahyono, M.Si, melalui PPK Irigasi III Wilayah Sumba, Ir. Marchabhan Soeparno, M.Si, saat ditemui di Kupang, Kamis (25/11/2010).

Marchabhan menjelaskan, tahun 2010 ini pihak sudah selesai membangun jaringan sekunder saluran irigasi 8,3 km di DI Prambuni menggunakan dana APBN. Namun pembangunan saluran ini belum bisa menopang secara keseluruhan kebutuhan jaringan permanen seluruhan di daerah irigasi itu. Hal ini diharapkan agar tingkat penyerapan air di lahan petani bisa dimanimalisir.

"Khusus pekerjaan tahun 2010 sudah selesai dikerjakan rekanan. Dan tim PHO sudah kembali dari lapangan untuk melihat pekerjaan fisik yang dikerjakan rekanan. Namun administrasi pencairan dana masih dalam proses oleh pihak rekanan untuk pencairan dana pekerjaan seratus persen," jelasnya.

Soal mengapa pemerintah tidak membangun kebutuhan saluran di DI Prambuni sesuai kebutuhan di daerah irigasi itu, Marchabhan didampingi Asisten Teknik, Frengky Welkis, ST, menjelaskan, dana pemerintah sangat terbatas sehingga penanganan daerah irigasi dikerjakan bertahap.

Tentang pekerjaan pembangunan jaringan irigasi DI Tidas, Marchabhan menjelaskan, pihakya tahun 2010 membangun saluran 555 meter, dan melakukan pekerjaan manhole untuk mendukung petani agar bisa membersihkan saluran pekerjaan di jaringan irigasi persawahan Kambaniru.

Tentang rencana pekerjaan tahun 2011 di Sumtim, dia menjelaskan pihaknya hanya menangani satu paket pekerjaan di DI Praingkareha untuk pekerjaan saluran sekunder 10 km serta sejumlah bangunan sadap.

[Sumber : Pos Kupang]
Jumat, November 26, 2010 | 0 komentar | Read More

KEMATIAN IBU DAN ANAK MASIH TINGGI DI SUMBA

WAINGAPU - Lembaga kerja sama Australia-Indonesia untuk kesehatan ibu dan anak (AIPMNH) memperpanjang program kerja sama dengan Pemda Sumba Timur dan Sumba Barat sampai 2011. Sebab angka kematian ibu dan anak di daerah ini masih tinggi.

Demikian Ketua AIPMN Propinsi NTT, Mr. Angela dalam lokakarya penyusunan perencanaan program AIPMNH 2011, di Hotel Elvin Waingapu, Senin (22/11/2010).

Lokakarya itu dihadiri Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora dan pejabat Pemda Sumtim dan Sumbar. Lokakarya membahas khusus Program Rrevolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan pengenbangannya di tahun 2011.

Angela mengatakan, AIPMNH akan melanjutkan program di Sumba Timur dan Sumba Barat tahun 2011. Dia meminta dukungan dan kerja sama kedua daerah untuk menyukseskan program tersebut, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan.

Dalam rangka penyusunan rencana kerja AIPMNH 2011 itu, kata Angela, digelar lokakarya. Lokakarya bertujuan mengembangkan rencana kerja program AIPMNH yang lebih baik dan tepat guna.


Angela memberikan apresiasi terhadap pemerintah dua kabupaten karena komit mendukung program AIPMNH.
Ia berharap agar pemda dua kabupaten melalui instansi terkait bisa bekerjasama menekan angka kematian ibu dan anak yang menjadi tujuan dari kehadiran Program AIPMNH di dua kabupaten ini.


Bupati Gidion Mbilijora menyatakan menyambut baik kehadiran program AIPMNH di Sumba Timur. Dia mengatakan, beberapa waktu sebelumnya, tim Ausaid melakukan penelitian tentang KIA di Sumba Timur namun hasilnya masih dalam proses dan dan hingga kini belum disampaikan ke pemda setempat.

Ia berharap dinas terkait yang ada di daerah itu bisa bekerjasama mendukung suksesnya Program AIPMNH. Gidion menegaskan, tingginya angka kematian ibu dan anak di daerah ini disebabkan beberapa faktor antara lain pendarahan yang menyebabkan anemia pada ibu hamil dan kurang gizi pada bayi dan balita.

Kabupaten Sumba Timur dalam perubahan APBD II 2010 telah menganggarkan dana untuk membantu program AIPMNH. Untuk mempertegas komitmen pemda dalam mengurangi kematian ibu dan anak, katanya, Pemda Sumtim akan menetapkan Program Revolusi KIA dalam bentuk perda yang segera disahkan akhir tahun ini.

[ Sumber : Pos Kupang ]

Jumat, November 26, 2010 | 0 komentar | Read More

DIPERLAKUKAN TIDAK ADIL, TEMAN DIHABISI

WAINGAPU - Sakit hati diperlakukan tidak adil, Yulius (20), warga Laura, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) menghabisi dua temannya, Erto dan Hanse, warga Kodi, Kabupaten SBD yang sedang tidur pulas, Rabu (24/11/2010).

Peristiwa berdarah itu terjadi sekitar pukul 03.00 Wita di sebuah rumah di kebun milik Toko Pantai Ria, Desa Kuta, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Setelah menghabisi kedua korban, tersangka menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.

Pihak kepolisian yang mendapat informasi dari tersangka langsung meluncur ke TKP. Dua korban ditemukan di tempat berbeda. Rupanya setelah menghabisi korban, tersangka menyeret tubuh korban dan membuang ke dua tempat berbeda masih dalam lingkungan kebun milik Toko Pantai Ria.

Satu korban ditemukan di sebuah lubang batu tidak jauh dari rumah tempat tersangka menghabisi korban, dan satunya lagi dimasukkan ke dalam sumur di kebun belakang rumah.

Tersangka membawa dan membuang tubuh korban menggunakan gerobak dorong.

Menurut keterangan tersangka di depan penyidik di Mapolres Sumba Timur, Rabu siang, dirinya membunuh karena sakit hati dilecehkan oleh kedua korban.

"Pada Selasa siang, mereka maki saya saat saya panggil mereka untuk kerja. Saya tanya kenapa mereka maki saya, mereka malah suruh saya diam. Malam harinya, saat makan mereka tidak kasih saya makan. Mereka hanya sendok untuk dua orang untuk mereka dua saja (korban). Sisanya di periuk mereka kasih anjing, bukan kasih saya. Saya sakit hati diperlakukan begitu," kata tersangka dengan nada dan raut wajah masih terlihat emosi.

Setelah santap malam itu, ketiganya yang bekerja sebagai tukang kebun di kebun milik Toko Pantai Ria itu, tidur. Namun Yulius tidak bisa tidur nyenyak karena sakit hati dengan ulah kedua temannya. Karena itu, pada pagi hari sekitar pukul 03.00 Wita, Yulius bangun dan mengambil martil yang diperkirakan beratnya lima kilogram dan menghantam punggung salah satu korban. Korban yang dipukul sempat kaget dan mengangkat kepalanya. Namun tersangka yang sudah dikuasai amarah menghantam kepala korban hingga korban meninggal dunia.
Setelah menghabisi satu korban, tersangka menghabisi korban berikutnya dengan cara yang sama.

Panik, tersangka menyeret tubuh korban keluar dari rumah, mengangkutnya dengan gerobak dorong dan membuang ke halaman samping dan belakang rumah. Satu korban dibuang di lubang batu dan satu korban dimasukkan ke dalam sumur. Setelah membuang tubuh korban, tersangka meninggalkan TKP dengan berjalan kaki menyusuri pantai Londa Lima kemudian menyerahkan diri ke Pos KP3 Laut di Kelurahan Temu. Dari Pos KP3 Laut, tersangka diarahkan ke Polres Sumba Timur.

Kapolres Sumba Timur, AKBP I Made Darmadi Giri, S.IK, yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu siang, mengatakan, tersangka menyerahkan diri ke Polres Sumba Timur sekitar pukul 08.00 Wita. Saat itu, kata Made, tersangka melaporkan telah melakukan penganiayaan berat hingga kedua korban meninggal dunia. Motifnya, kata Made, sakit hati karena diperlakukan tidak adil oleh kedua korban. Namun Made mengatakan, pihaknya masih menggali lebih dalam informasi dari tersangka untuk mengungkap apakah ada motif lain.

Dari TKP polisi menyita satu buah martil, sebilah pisau, tikar yang dipakai sebagai alas untuk mengangkut jenazah korban, satu buah gerobak dorong.

"Sejauh ini tersangka hanya dikenakan pasal 338, yaitu penganiayaan berat yang menyebabkan orang meninggal dunia. Kita belum mengarah kepada pembunuhan berencana. Nanti kita selidiki dulu," kata Made.

Sementara jenazah kedua korban masih terbaring kaku di kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Waingapu.
Jumat, November 26, 2010 | 0 komentar | Read More

MASYARAKAT LEWA - SUMBA TIMUR KELOLA HUTAN

Written By Admin on Selasa, November 16, 2010 | Selasa, November 16, 2010

Waingapu - Setelah Hutan Kemasyarakatan, Kebun Bibit Rakyat, kali ini pemerintah kembali meluncurkan program pengelolaan kawasan hutan yang melibatkan masyarakat melalui Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Pola HTR memberi akses kepada masyarakat melaksanakan penanaman pohon/tanaman pangan dalam kawasan hutan produksi dengan luas maksimal 15 hektar per kepala keluarga (KK) atau 300 hektar per kelompok.

Rinoto dari Dinas Kehutanan Propinsi NTT dalam Sosialisasi HTR di Kecamatan Lewa, Sabtu (13/11/2010), mengatakan, di NTT ada lima kabupaten yang mendapat program HTR, yaitu Belu, Flotim, Manggarai Barat, Sumba Timur dan Sumba Barat Daya. Khusus Sumba Timur, dipusatkan di Kecamatan Lewa.

Rinoto dalam penjelasannya di depan masyarakat Lewa yang hadir pada acara sosialisasi HTR di Kantor Camat Lewa, Sabtu (13/11/2010), mengatakan HTR memberikan akses lebih luas terhadap pemanfaatan hutan produksi kepada masyarakat dengan tujuan merehabilitasi hutan, meningkatkan akses ke lembaga pembiayaan pembangunan hutan dan akses pemasaran hasil hutan. HTR sebagai salah satu upaya revitalisasi sektor kehutanan diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran, serta meningkatkan kontribusi kehutanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (pro growth, pro-job dan pro poor).

HTR, jelas Rinoto, adalah hutan tanaman yang dibangun kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur yang menjamin kelestarian sumber daya hutan. Kegiatan HTR meliputi penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran.

Prinsip HTR adalah masyarakat mengorganisasikan dirinya berdasarkan kebutuhan dimana HTR dibangun secara mandiri dan tidak tergantung pada proyek atau bantuan. HTR dilaksanakan dalam kawasan hutan produksi yang tidak produktif dan tidak dibebani izin/hak lain, dan letaknya diutamakan dekat dengan industri hasil hutan.

Lokasi kegiatan HTR diusulkan bupati/walikota di wilayah yang dicadangkan Menteri Kehutanan (Menhut). Apabila areal yang diusulkan di luar wilayah yang dicadangkan (Menhut), maka bupati/ walikota mengusulkan areal tersebut kepada Menhut untuk ditetapkan atau dicadangkan sebagai HTR.

Lebih lanjut Rinoto menjelaskan, siapa saja bisa mengajukan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK)-HTR. Bisa perorangan atau kelompok, bisa operasi skala usaha mikro, kecil dan menengah yang dibangun masyarakat yang tinggal dalam/sekitar kawasan hutan.

IUPHHK-HTR dicabut pemberi izin apabila pemegangnya tidak melakukan kegiatan administratif dan lapangan selama 180 hari sejak penetapan izin. Pola HTR ada tiga, yaitu pola mandiri, kemitraan dan developer. Jenis tanaman, yaitu tanaman pokok seperti jati, sengon, sonokeling, mahoni, dan lain-lain, kelompok kayu serat seperti akasia, tusam, gamelina, tanaman perkebunan seperti karet, durian, nangka, kemiri, pala, sagu dan lain-lain.
Selain tanaman pokok bisa juga tanaman tumpangsari yaitu tanaman pangan setahun/semusim yang ditanam untuk memperoleh hasil tambahan selama masa menunggu waktu penebangan tanaman pokok seperti jagung, padi, palawija.

[Sumber : Pos Kupang]
Selasa, November 16, 2010 | 0 komentar | Read More

RAYAKAN HKN DENGAN JALAN SANTAI

Waingapu - Masyarakat di Kabupaten Sumba Timur merayakan Hari Kesehatan Nasional (HKN) dengan melakukan jalan santai bersama, Sabtu (13/11/2010). Kegiatan ini disponsori PT Askes (Persero) Waingapu, BNI Waingapu, WVI, Stimulant, RSU Imanuel, RSK Lindimara, BRI Cabang Waingapu dan Bank NTT Cabang Waingapu.

Jalan santai dimulai dari Lapangan Pahlawan mengitari Jalan Ahmad Yani, masuk ke Matawai lalu kembali ke Lapangan Pahlawan. Kegiatan jalan santai diikuti sekitar 1.000 warga. Dalam kegiatan ini, digelar pula pameran pangan lokal serta berbagai program dari rumah rumah sakit yang ada di Sumba Timur.

Wakil Bupati (Wabup) Sumba Timur, dr. Matius Kitu Sp.B dalam sambutannya, mengatakan, olahraga merupakan kegiatan positif untuk membuat tubuh dan jiwa seseorang sehat. Apalagi dengan berbagai tekanan ekonomi dan beban kerja yang cukup tinggi belakangan ini.

Olahraga ringan dan murah seperti jalan santai, katanya, memberikan efek positif terhadap cara berpikir seseorang. "Jika dahulu ada pepatah mengatakan, di dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang sehat, sekarang ini terbalik. Jiwa yang sehat akan membuat tubuh seseorang sehat. Tubuh seseorang tidak akan sehat kalau jiwanya tidak sehat," kata Matius.

Menyadari begitu pentingnya olahraga terhadap kesehatan tubuh seseorang, PT Askes (Persero) Waingapu mewacanakan agar jalan santai menjadi kegiatan rutin setiap hari Jumat di daerah ini. Namun ide positif ini belum disampaikan secara luas.

Jalan santai dalam rangka Hari Kesehatan Nasional di Sumba Timur berakhir dengan penarikan door prize yang disediakan sponsor. Ada kulkas, sepeda, televisi 21 inch, rice cooker, dispencer dan hadiah lainnya.

Pada kesempatan yang sama, panitia memberikan penghargaan kepada dokter teramah, perawat teramah dan perawat yang paling rajin dan terdisiplin. Pemilihan ini dilakukan melalui survei pendapat pasien yang dilakukan Stimulant Institute Sumba.

Hasil survei memilih dr. Putu Wiyana sebagai dokter teramah, Frederika sebagai perawat teramah dan Ngongo Ama sebagai perawat terdisiplin dan terajin.

Ketua panitia, dr. Amsal Ginting berharap, penghargaan ini tidak saja memotivasi mereka yang mendapat penghargaan untuk meningkatkan pelayanan, tapi juga dokter atau perawat yang lain karena sejauh ini masih banyak keluhan masyarakat terhadap pelayanan, terutama keramahan petugas dan paramedis di rumah sakit yang ada di daerah ini.

[Sumber : Pos Kupang]
Selasa, November 16, 2010 | 0 komentar | Read More

PASIEN KELUHKAN PELAYANAN RSU UMBU RARA MEHA

Written By Admin on Kamis, November 11, 2010 | Kamis, November 11, 2010

WAINGAPU - Pelayanan kesehatan bagi pasien Jamkesmas, Jamkesda di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Meha menjadi masalah yang paling dikeluhkan masyarakat saat dengar pendapat dengan anggota DPRD Sumba Timur, Selasa (9/11/2010).

Acara ini berlangsung di ruang sidang DPRD Sumtim atas inisiatif panitia peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Sumtim. Acara itu menjadi ajang penyampaian aspirasi masyarakat terkait pelayanan kesehatan di kabupaten ini, khususnya di RSUD Umbu Rara Meha. Sebab, pelayanan di rumah sakit itu dinilai masih diskriminatif.

Sorotan pelayanan kesehatan ini diawali para anggota dewan. Mulai dari masalah sosialisasi program belum optimal serta kesulitan peserta pemegang kartu jamkesmas/jamkesda dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pdt. Pier Taka dari Fraksi PDIP, mengatakan, dana untuk kesehatan begitu besar namun pelayanan kesehatan khususnya masyarakat miskin tidak sesuai anggaran yang dialokasikan dalam APBD.

Amos Kulandima dari Fraksi PDK menilai banyak informasi tentang pelayanan kesehatan belum sampai ke masyarakat karena minimnya sosialisasi program dari Dinas Kesehatan. Buktinya, kata Amos, masih banyak ibu melahirkan ke dukun daripada di puskesmas atau sarana kesehatan lainnya.

Karel Wosa dari Fraksi Gabungan menyoroti diskriminasi pelayanan terhadap pasien jamkesmas serta terbatasnya jangkauan pelayanan kesehatan ke daerah terpencil.

Sorotan tajam datang dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader posyandu. Frederika Nday Ngana dari Pusat Sumber Daya Warga (CRC) Kambajawa menyoroti perilaku para cleaning service di RSUD Umbu Rara Meha yang bekerja saat jam kunjungan, serta kondisi ruang tunggu pasien di Puskemas Waingapu tidak memadai. Juga, soal pelayanan air bersih dan air minum bagi pasien di RSUD Umbu Rara Meha yang hanya dilakukan pada jam makan dan jam minum obat.

"Petugas kebersihan bekerja saat jam kunjungan. Lalu pengunjung dan pasien disalahkan karena dinilai tidak menghargai mereka yang lagi kerja. Bahkan petugas ini tidak segan usir pengunjung yang lalu lalang saat mereka masih membersihkan ruangan. Kita minta manajemen rumah sakit membuat jadwal kerja cleaning service sebelum jam kunjungan," kata Frederica.


Keterbatasan Posyandu
Margaretha dari CRC Warga Prailiu, menyoroti keterbatasan posyandu mengakibatkan pelaksanaan posyandu khususnya penimbangan bayi dilakukan di emperan rumah warga, atau di bawah pohon.

"Bagaimana mau revolusi KIA sedangkan bangunan untuk posyandu tidak memadai. Bidan desa juga hanya hadir saat ada kegiatan posyandu. Kita berhadap dalam perda tentang KIA ada aturan jelas tentang hak dan kewajiban petugas dan para kader posyandu," kata Margaretha.

Seorang peserta dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sumba Timur menyoroti rendahnya tunjangan jasa paramedis untuk persalinan, serta pemangkasan usulan program dari puskesmas.

Beberapa peserta membeberkan perilaku buruh di UGD RSUD Umbu Rara Meha terhadap pasien. Ainun dari WVI mengungkapkan, beberapa waktu lalu ada seorang ibu hendak melahirkan tapi ditolak petugas di RSUD Umbu Rara Meha dengan alasan tidak ada ruangan. Akibatnya ibu itu terpaksa melahirkan di ruangan terbuka. (dea)

Tidak Persulit Pasien

DIREKTUR,RSUD Umbu Rara Meha, dr. Chrisnawan menegaskan, krisis air bersih di rumah sakit itu terjadi akibat pasokan air PDAM macet. Mengantisipasi kondisi ini, ke depan pihaknya telah mengusulkan pembangunan sumur bor pada tahun anggaran 2011. Dia menampik ada perbedaan pelayanan antara peserta jamkesmas, askes dan jamkesda.

Ia mengatakan, peserta jamkesmas/jamkesda gratis opname di klas III. Berbeda dengan pasien umum atau askes. Tapi untuk pelayanan obat tidak ada perbedaan. Petugas rumah sakit tidak mempersulit pasien jamkesmas/jamkesda. Namun untuk sebuah tindak medis dibutuhkan syarat administrasi agar rumah sakit terhindar dari masalah hukum.

"Bukan soal uang. Pasien yang belum mengantongi surat keterangan tidak mampu dari kepala desa/lurah kita tetap layani. Surat keterangan desa/lurah nanti diurus kemudian. Demikian juga pasien rujukan," kata Chrisnawan.

Masyarakat juga menyoroti masalah sarana prasarana dan kebersihan kamar mandi dan kenyamanan pasien di rumah sakit. Chrisnawan mengaku sebelum tahun 2009 sebagian besar kamar mandi/wc rumah sakit tidak berfungsi. Namun akhir tahun 2009 sembilan puluh persen kamar mandi/wc sudah berfungsi. Namun dia menyerah karena tidak mampu menangani keluarga pasien selama belum ada rumah tunggu bagi keluarga pasien, khususnya yang datang dari daerah terpencil.

"Kami saat ini hanya mampu buat satu ruangan untuk ruang tunggu sementara bagi keluarga pasien," katanya.
Tentang para medis yang tak ramah, Chrisnawan mengaku bingung karena berulang kali diberi peringatan tapi tidak berubah. "Ini tugas kita bersama dengan prodi agar ke depan menghasil lulusan berkualitas tidak saja dari sisi akademis tapi juga mental/perilaku. Berbagai cara sudah kita lakukan termasuk menyesuaikan tunjangan. Tetap tidak berubah," kata Chrisnawan.

Ketua DPRD Sumba Timur, Palulu Ndima menyatakan, perawat yang bersikap tidak ramah terhadap pasien sebaiknya berhenti dari profesi ini. "Kalau mau jadi perawat ikuti apa yang dilakukan Bunda Theresa. Kalau tidak bisa lebih baik berhenti saja jadi perawat," kata Palulu.

[Sumber : Pos Kupang]
Kamis, November 11, 2010 | 0 komentar | Read More

BUKIT KEMBAR DIREMAS, WK DIRAWAT DI RS

WAINGAPU - Kaget dan shock ketika 'bukit kembarnya' diremas, seorang ibu rumah tangga, WK (35), warga Padadita, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, harus mendapat perawatan serius di rumah sakit. Korban ambruk setelah tensi darahnya naik drastis beberapa saat setelah peristiwa itu, Sabtu (30/10/2010). Korban pun sempat melaporkan peristiwa itu ke Mapolsek Pandawai.

Namun pihak korban kecewa, karena hingga saat ini pihak kepolisian belum juga menahan pelaku. Pihak kepolisian berdalih, pelaku tidak bisa ditahan karena ancaman hukumannya hanya 2,5 tahun.

WK yang ditemui di Sal Kelas III Rumah Sakit Kristen Lindimara-Waingapu, Selasa (9/10/2010), mengungkapkan, saat itu dirinya sedang menghadiri acara penguburan salah satu kerabat di Kandang, Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Saat itu, dirinya dan pelaku, MM terlibat obrolan singkat. Tiba-tiba pelaku mencoba memegang buah dadanya. Namun berhasil ditepisnya.

Belum menyerah, pelaku kembali berupaya menyentuh dada korban. Lagi-lagi ditepis korban. Rupanya penolakan korban membuat pelaku naik pitam. Di saat konsentrasi semua orang tertuju pada acara penguburan, pelaku secara spontan dan kasar memasukkan tangannya ke dalam baju korban dan langsung meremas buah dada korban. Saking kasarnya, kancing-kancing baju korban sampai terlepas.

Malu karena diperlakukan tidak senonoh di depan orang banyak, korban pun menangis dan pingsan. Setelah sadar dari pingsannya, korban bersama keluarga melaporkan perbuatan pelaku ke Mapolsek Pandawai. Setelah melaporkan peristiwa itu, korban langsung dilarikan keluarga ke rumah sakit karena tensi darahnya naik. Bahkan korban sampai harus menggunakan oksigen. Sementara pelaku masih berkeliaran bebas.

Kapolsek Pandawai, Iptu Made Sutrisna ketika ditemui di Mapolres Sumba Timur, Selasa (9/11/2010), mengatakan, kasus tersebut sedang dalam penyidikan. Untuk melengkapi berkas perkara korban, pihaknya sudah mengambil keterangan dari korban, pelaku dan para saksi. Namun pihaknya tidak bisa menahan pelaku karena ancaman hukumannya sesuai KUHP hanya 2,5 tahun.

Namun Made memastikan pelaku tidak akan bebas begitu saja dari jeratan hukum karena surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) kasus ini sudah dikirim ke kejaksaan. "Kita tidak main-main. Kasusnya tetap diproses meskipun pelaku tidak bisa kita tahan karena ancaman di KUHP hanya 2,5 tahun," kata Made.

[Sumber : Pos Kupang]
Kamis, November 11, 2010 | 0 komentar | Read More

POLRES SUMTIM DATANGKAN FORENSIK

Written By Admin on Minggu, November 07, 2010 | Minggu, November 07, 2010

WAINGAPU - Apa yang menjadi penyebab kebakaran Kantor Inspektorat Sumba Timur, hingga Jumat (5/11/2010), belum diketahui penyebabnya. Sementara Polres Sumba Timur kesulitan mengungkap penyebab kebakaran karena hampir seisi bangunan hangus terbakar. Untuk mengungkap penyebab peristiwa ini, Polres Sumba Timur mendatangkan ahli forensik Polri dari Denpasar, Bali.

Kepala Satreskrim Polres Sumba Timur, Iptu Mayndra Eka Wardana, ditemui di lokasi kebakaran, Jumat (5/11/2010) sore
mengatakan, dengan kondisi bangunan yang sudah ludes terbakar cukup sulit untuk mengidentifikasi asal api dan penyebab kebakaran. Karena itu, pihaknya mendatangkan ahli forensik Polri dari Denpasar, Bali. Tim ahli forensik ini diperkirakan akan tiba di Waingapu, Senin (8/11/2010).

Selama tim forensik belum tiba di Waingapu, kata Mayndra, lokasi kebakaran akan dijaga 1x24 jam oleh aparat kepolisian. Soal kerugian yang diderita akibat kebakaran, Mayndra mengatakan belum bisa dipastikan karena saksi yang diperiksa baru satu orang, yaitu penjaga malam.

Namun untuk dokumen penting, demikian Mayndra masih bisa dihimpun kembali dari SKPD dan BPKP Perwakilan NTT karena ada data terkait pemeriksan oleh instansi tersebut yang disampaikan ke BPKP Perwakilan NTT.

Seperti diketahui, Kamis (4/11/2010) pukul 02.00 Wita Kantor Inspektorat Sumba Timur ludes dilalap api. Sejauh ini belum diketahui penyebab kebakaran.

Mayndra mengatakan, untuk sementara dugaan mengarah pada arus pendek sebagai penyebab. Namun pihaknya tidak ingin gegabah mengambil kesimpulan sampai ada pemeriksaan dari tim labfor Denpasar, Bali. Sementara penjaga malam, Robertus Unu (80) yang sempat diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Polres Sumba Timur, Kamis (4/11/2010) sudah dipulangkan.

[Sumber : Pos Kupang]
Minggu, November 07, 2010 | 0 komentar | Read More

MINYAK TANAH LANGKA DI WAINGAPU

WAINGAPU - Dalam beberapa hari terakhir, warga Waingapu dan sekitarnya mengalami kelangkaan minyak tanah. Kelangkaan ini menyebabkan harga minyak tanah di beberapa tempat melonjak menjadi Rp 4.500-Rp 5.000/liter.

Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Setda Sumba Timur, Drs. Longginus Nganggur yang dihubungi melalui telepon, Jumat (5/11/2010), mengatakan, berdasarkan informasi dari agen, pasokan minyak tanah dari Pertamina untuk Sumba Timur menurun sejak bulan lalu.

Longginus mengatakan, tidak jelas alasannya mengapa pihak Pertamina mengurangi alokasi minyak tanah untuk daerah itu. "Saya sempat telepon Pak Muji (Kepala Depot Pertamina Waingapu, Red.) kemarin untuk konfirmasi tentang pengurangan alokasi tersebut tapi tidak dijawab," kata Longginus.

Informasi yang diperoleh dari pihak agen, terang Longginus, jatah minyak tanah untuk Sumba Timur seharusnya 195 kilo liter/bulan turun menjadi 185 KL.
Masih informasi dari agen, kata Longginus, pengurangan alokasi karena stok minyak tanah di Depot Pertamina Waingapu menipis akibat keterlambatan kapal tanker.

Dia mengatakan, pengurangan jatah minyak tanah juga disampaikan pihak pangkalan. Mereka mengaku dalam sebulan terakhir jatah minyak tanah dari agen berkurang. Kondisi ini dimanfaatkan oknum tertentu dengan memborong minyak tanah di pangkalan lalu menjual kembali dengan harga yang jauh lebih mahal.
Pihak yang paling merasakan dampak dari pengurangan minyak tanah ini selain rumah tangga juga usaha kecil seperti pedagang kaki lima dan usaha warung makanan.

Ia menyayangkan kebijakan Pertamina mengurangi alokasi minyak tanah ke daerah ini tanpa koordinasi dengan pemerintah daerah. Padahal ketika terjadi gejolak di masyarakat, pemerintah paerah yang paling dipusingkan.

"Seharusnya kalau ada pengurangan jatah koordinasikan dengan pemerintah daerah agar pemerintah bisa memantau di lapangan karena pengawasan di lapangan menjadi tugas pemerintah daerah. Kalau terjadi gejolak di masyarakat, pemerintah yang pusing mengaturnya," kata Longginus.

Kelangkaan minyak tanah di Kota Waingapu dan sekitarnya juga diduga karena penimbunan yang dilakukan pangkalan dan pihak pengecer. Pangkalan diduga sengaja memanfaatkan pengurangan pasokan untuk menimbun minyak tanah dan menjualnya kembali ke pedagang di daerah terpencil dengan harga jauh lebih tinggi.

Karena itu, beberapa ibu rumah tangga di Kelurahan Kemala Putih minta pemerintah daerah dan pihak kepolisian melakukan sidak ke pangkalan, agen dan gudang kontraktor serta pengecer.

[Sumber : Pos Kupang]
Minggu, November 07, 2010 | 0 komentar | Read More

PABRIK RUMPUT LAUT BUTUH 40 M

Written By Admin on Sabtu, November 06, 2010 | Sabtu, November 06, 2010

WAINGAPU - Dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan pabrik rumput laut, di Pahunga Lodu Kabupaten Sumba Timur Rp 40 miliar jika ingin pabrik ini berkembang menjadi industri yang bersaing dengan produk sejenis di daerah lain. Dana sebesar itu selain untuk peningkatan kapasitas pabrik juga untuk kepentingan pengadaan bahan baku.

Hal itu disampaikan Direktur Pabrik Rumput Laut, IGA Nyoman Sitawati, di depan Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, M.Si, Wakil Bupati Sumba Barat Daya (SBD), Jack Malo Bulu, B.Sc, dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan dari empat kabupaten se-Daratan Sumba yang berkunjung ke pabrik itu, Selasa (2/11/2010).

Dalam pemaparannya tentang rencana pengembangan pabrik rumput laut tersebut, Sitawai juga mengeluhkan tentang terbatasnya bahan baku produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan pabrik sehingga pihaknya harus mendatangkan bahan baku dari daerah lain seperti Lembata, Flores Timur, Sikka, Sabu Raijua dan juga dari Kabupaten Kupang. Padahal dari segi kualitas, rumput laut produksi lokal jauh lebih bagus.

Kunjungan ke pabrik rumput laut di Desa Tanamenang, Kecamatan Pahunga Lodu, Sumba Timur pada hari itu sebenarnya dalam kaitan dengan kesepakatan empat kabupaten se-Daratan Sumba untuk mendukung pabrik tersebut.

Dukungan tersebut dalam bentuk penyediaan bahan baku maupun dukungan dana dalam bentuk penyertaan saham.

Kepala Bagian (Kabag) Humas Setda Sumba Timur, Marthen Z. Wollagole, S.H yang ikut dalam kunjungan tersebut menjelaskan, pada dasarnya empat daerah di Daratan Pulau Sumba siap mendukung pabrik rumput laut tersebut. Dalam pembicaraan awal, yang dibicarakan soal dukungan bahan baku.

Keempat pemerintah daerah, kata Marthen, sepakat untuk membagi tiga klaster rumput laut. Tiga kabupaten akan menjadi klaster pertama yaitu, pembibitan, dan klaster kedua, pembudidayaan untuk mensuport bahan baku. Sedangkan Sumba Timur menjadi klaster ketiga yaitu pengolahan.

Sedangkan dukungan dalam bentuk penyertaan saham, demikian Marthen, belum dibicarakan karena masih menunggu bupati dari tiga kabupaten, yaitu Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya yang tidak sempat hadir dalam kunjungan ke pabrik rumput laut kali ini. Meski demikian dipastikan, Sumba Timur akan menguasai sekitar 50 persen saham dari pabrik tersebut.

Bahas Nama
Selain bahan baku dan sarana prasarana, yang masih menjadi hambatan pengembangan pabrik rumput laut Sumba Timur, yaitu soal nama dan bentuk perusahaan yang akan menaungi pabrik tersebut.

Sejauh ini, pemerintah daerah dan DPRD belum membahas dan menyepakati bentuk dan nama perusahaan yang akan menaungi pabrik tersebut dengan alasan masih melakukan pengkajian. Pada nama dan bentuk perusahaan, menurut Sitawati sangat penting untuk kepentingan administrasi eksport produk rumput laut dari pabrik rumput yang ada.

Menurutnya, pembeli di pasar internasional tidak akan gegabah melakukan kerjasama jika belum ada kejelasan tentang nama dan bentuk perusahaan. Selama ini, ekspor masih melalui Bali dan Surabaya.

Rancangan peraturan daerah tentang nama dan bentuk perusahaan pabrik rumput laut sebenarnya sempat dibawa ke sidang paripurna DPRD Sumba Timur baru-baru ini. Namun pembahasannya ditunda karena ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi.

[Sumber : Pos Kupang]
Sabtu, November 06, 2010 | 0 komentar | Read More

KANTOR INSPEKTORAT SUMBA TIMUR TERBAKAR SAAT HUJAN LEBAT

WAINGAPU - Kantor Inspektorat Kabupaten Sumba Timur, Kamis (4/11/2010) sekitar pukul 02.00 Wita, terbakar, di saat kota Waingapu diguyur hujan.

Sumber api diduga berasal dari arus pendek listrik dari salah satu ruangan. Seluruh isi kantor tidak ada yang terselamatkan. Meski hujan mengguyur, api begitu cepat menjalar ke seluruh bangunan dan tak bisa dijinakkan oleh air hujan. Menurut saksi mata, saat terbakar di kantor tersebut ada seorang penjaga malam, Robertus Unu alias Wunu (41). Wunu diduga ketiduran saat api mulai melalap gedung kantor. Setelah sadar, Wunu mampu menyelamatkan diri di tengah kobaran api.

Wunu sempat meminta bantuan para penjaga di kantor lain yang ada di sekitar. Namun tidak mampu menolong karena api sudah merambat seluruh bangunan.

Polisi yang tiba di lokasi kebakaran sekitar satu jam kemudian juga tidak bisa berbuat banyak karena seluruh bangunan sudah terbakar. Sementara bantuan air tangki dan pemadam kebakaran baru tiba sekitar pukul 05.00 Wita saat api mulai reda.

Belum diketahui berapa kerugian yang diderita akibat kebakaran kantor tersebut. Namun yang jelas, seluruh dokumen penting ikut terbakar. Kepala Inspektorat Waingapu sendiri saat terjadi kebakaran sedang berada di luar daerah.

Sejauh ini, polisi telah mengamankan penjaga malam, Wunu, untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut. Polisi juga telah memasang police line keliling bangunan yang terbakar. Di tengah hiruk pikuk orang-orang yang datang ke lokasi, muncul selentingan kabar bahwa ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu.

Beberapa pegawai di kantor tersebut mengatakan, sejauh ini tidak ada kasus menonjol yang sedang ditangani instansi tersebut. Yang ada hanya pembinaan beberapa pegawai yang tidak disiplin. Para pegawai tersebut, kata staf yang menolak namanya dikorankan tersebut, saat ini sedang menjalani pemeriksaan.

Informasi lain dari saksi mata yang bermukim di sekitar lokasi kejadian menyebutkan bahwa sebelum kejadian sempat ada anjing menggonggong di sekitar lokasi. Namun tidak jelas, apakah gonggongan anjing itu ada kaitan dengan peristiwa kebakaran tersebut. Polisi masih mengumpulkan bukti untuk mengungkap penyebab kebakaran.

Kantor Inspektorat Kabupaten Sumba Timur berada tepat di depan Kantor Dinas Kehutanan Kabupaten Sumba Timur yang sempat terbakar Februari lalu. Berdasarkan pantauan di lapangan, hanya tembok bangunan yang masih berdiri. Atap, jendela, AC, dan seluruh isi bangunan ludes terbakar. Sampai dengan Kamis pagi asap api masih mengepul dari puing-buing bangunan.

[Sumber : Pos Kupang]
Sabtu, November 06, 2010 | 0 komentar | Read More

EMPAT TIM SIAP IKUT PIALA GUBERNUR

Written By Admin on Selasa, November 02, 2010 | Selasa, November 02, 2010

MESKI pelaksanaan turnamen sepakbola antara-perserikatan, Piala Gubernur NTT 2010 akan digelar mulai 9 November ini, namun hingga saat ini baru empat tim yang mendaftar. Empat tim tersebut, yakni Ngada, Ende, Kota Kupang dan TTS. Demikian diinformasikan Sekretaris Pengprop PSSI NTT, Drs. Lambert Tukan, M.M, melalui telepon, Senin (1/11/2010).

"Hingga saat ini baru empat tim ini yang pasti ikut. Meski hanya empat tim, turnamen tetap digelar, karena bagaimanapun juga NTT harus punya wakil ke kualifikasi Divisi III. Dan, oleh karena turnamen ini adalah seleksi ke kualifikasi, juara pertama dan kedua akan mewakili NTT ke Divisi III," jelas Lambert.

Menurut Lambert, saat ini pihaknya sedang berusaha menghubungi perserikatan lain terkait partisipasinya. "Beberapa daerah sudah mempersiapkan timnya namun karena terkendala dana, mereka tidak bisa mengirimnya. Mudah-mudahan dalam minggu ini ada kepastian anggaran sehingga tim yang sudah disiapkan bisa dikirim ke Kupang," jelasnya.

Menurut Lambert, sesuai agenda, tanggal 8 November akan digelar pertemuan teknis dan penarikan undian. "Sebelum pertamuan teknis dan penarikan undian, seluruh peserta akan mengikuti arahan yang langsung diberikan Gubernur NTT. Dengan demikian, pertemuan teknis akan digelar tanggal 8 sore," jelasnya.

Mengenai pelaksanaan kualifikasi Divisi III Wilayah Bali, NTB dan NTT, Lambert mengatakan, NTT akan diwakili PS Kabupaten Kupang (PSK) dan Perseftim Flores Timur. "Divisi III akan dimainkan di Denpasar. PSK dan Perseftim sudah siap berangkat tanggal 6 November karena tanggal 8 pertandingan sudah dimulai," jelasnya.

[Sumber : Pos Kupang]
Selasa, November 02, 2010 | 0 komentar | Read More

JABATAN STAFF AHLI AKAN DIISI MANTAN KADIS

WAINGAPU - Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora menjadwalkan mutasi jabatan di lingkup Setda Sumba Timur akan digelar Desember tahun ini. Sinyal melakukan resuffle kabinetpun kian menguat.

Kepada Timor Express di Waingapu, Jumat (29/10), Gidion Mbilijora menegaskan, sejumlah jabatan penting yang segera akan diisi yakni jabatan eselon II, III dan IV. Untuk jabatan eselon II demikian Gidion antara lain, Kadis Pertambangan Energi, Kadis Perindag, Kadis Kehutanan, Kadis Kesehatan, Kadis Peternakan, kepala Bapedalda, kepala BKPMD (sepeninggal almarhum Umbu Hina Pari, red), Kadis PPO, Kadis Penduk Capil dan kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB.

Pihaknya kata Gidion juga akan membentuk Kantor Penanggulangan Bencana Alam (eselon III, red). "Perdanya sudah diajukan ke DPRD Sumba Timur dan disetujui. Jadi kita patutkan nanti pelantikan Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Alam dengan jabatan eselon II, III dan IV lainnya termasuk lima jabatan staf ahli yang hingga kini masih lowong," tandasnya.

Meski enggan menyebutkan figur yang bakal mengisi jabatan staf ahli, namun dari informasi yang dirangkum Timor Express menyebutkan, Maxon M Pekuwali, Khristofel A Praing, Robert Gana dan Tunggu Etu adalah empat dari lima figure yang berpotensi mengisi jabatan staf ahli.
Jabatan Kadis Kelautan Perikanan, kepala BKPMD dan kepala BKD akan ditempati pejabat eselon III yang dipromosikan ke posisi tersebut.

Dominggus Bandi, Kabag Pemerintahan Setda Sumba Timur disebut-sebut berpeluang menjabat kepala BKD menggantikan Tunggu Etu yang digeser ke posisi baru sebagai staf ahli. Sementara Kadis PPO akan ditempati Obed Hilungara.

"Saya butuh team work yang tidak sekedar loyal tapi juga harus profesional. Kinerja staf yang ada juga tengah dievaluasi termasuk mereka yang saat ini menduduki jabatan staf ahli. Kalau kinerjanya buruk, maka pejabat seperti itu tidak layak dan pantas untuk dipertahankan dan harus segera diganti. Ini dalam rangka mensukseskan visi dan misi membangun Sumba Timur lebih baik dari sekarang dan saya tidak akan segan-segan melakukan resuffle kabinet," tukasnya.

[Sumber : Timor Express]
Selasa, November 02, 2010 | 1 komentar | Read More

WARGA SUMBA TIMUR DIBUNUH DAN DIBAKAR

Waingapu - Kasus pembunuhan sadis berlatar belakang pencurian ternak kembali terjadi di kabupaten Sumba Timur. Korbannya adalah Ndamung Warandoi (32) warga desa Mahumbokul kecamatan Pandawai.

Untuk menghilangkan jejak, setelah dibunuh, pelaku Mborang L Kadu (38) yang juga adalah warga di desa tersebut membakar mayat korban. Menurut Kapolres Sumba Timur AKBP I Made Damiri Giri melalui Wakapolres Kompol Anton CN kepada Timor Express di ruang kerjanya, Kamis (28/10) kemarin, kasus tersebut berawal ketika korban mendatangi rumah Borang L Kadu alias Mangu Hunga Meha sebelum pembunuhan tersebut dilakukan tersangka pada Senin (27/9).

Antara korban dan pelaku demikian Anton, terjalin hubungan pertemanan yang cukup lama.
Ia mengatakan, kedatangan korban di rumah tersangka dalam rangka merencanakan pencurian ternak. Tapi rencana pencurian ternak tersebut tidak membawa hasil seperti yang diharapkan Borang dan Ndamung. “Kesal karena gagal, Ndamung lalu memaki Borang.

Karena dimaki, Borang marah lalu mengambil batu dan memukulkannya di bagian belakang dan kiri kepala Ndamung Warandoi hingga korban terjatuh. “Kemungkinan korban ketika itu langsung tewas setelah dipukul kepalanya sebanyak dua kali oleh tersangka pelaku,” jelasnya seraya mengungkapkan, setelah memastikan Ndamung Warandoi tewas, pelaku lalu membawa dan menutup mayat korban dengan dedaunan di sebuah tempat yang berjarak sekitar 1 km dari rumahnya.

“Pada tanggal 2 Oktober, isteri korban mendatangi rumah pelaku dan menanyakan keberadaan suaminya. “Tapi Borang mengaku tidak mengetahui keberadaan Ndamung Warandoi. Karena takut ketahuan, tersangka kembali mengecek mayat korban pada tanggal 5 Oktober. Saat itulah, pelaku membakar mayat Ndamung Warandoi yang sudah mulai membusuk itu. Niatnya untuk menghilangkan jejak,” paparnya.

Masih menurut Anton CN yang didampingi KBO Reskrim Ipda Rifel Baba, setelah melakukan pencarian, mayat korban akhirnya ditemukan keluarganya dan anggota Polsek pada tanggal 12 Oktober. “Tersangka pelaku akhirnya menyerahkan diri pada polisi di Pospol Kawangu pada tanggal 14 Oktober, dan kini sudah diamankan di sel tahanan Mapolres Sumba Timur,” tandasnya.

Barang bukti yang ditemukan dalam kasus tersebut, menurut Anton, 16 potong tulang belulang korban, 7 buah gigi, 1 lembar sarung Samarinda, 1 lembar celana jeans pendek dan 1 buah ikat pinggang. Dalam kasus tersebut tambah Anton, tersangka pelaku terancam hukuman 18 hingga 20 tahun penjara karena melanggar pasal 338 junto 351 ayat 3 KUHP. “Kami juga masih menunggu hasil DNA korban dari labfor di Jakarta.

Ketika ditemukan di sekitar mayat korban yang sudah menjadi abu dan sebagiannya masih berupa tulang belulang itu juga terdapat sebuah gigi yang diduga adalah gigi binatang. Kemungkinan sebagian mayat korban sebelum ditemukan sempat dimakan oleh binatang seperti anjing,” tukasnya.

[Sumber : Timor Express]
Selasa, November 02, 2010 | 0 komentar | Read More

TAHUN 2011 SUMBA TIMUR BEBAS LISTRIK DIESEL

Waingapu - Era kepemimpinan Dahlan Iskan (Dirut PT PLN) memang banyak kejutan. Selain membebaskan Indonesia dari pemadaman bergilir, mantan CEO Jawa Pos itu juga bertekad menjadikan pulau Sumba sebagai daerah tanpa mesin pembangkit listrik menggunakan tenaga diesel.

“PT PLN sekarang diera kepemimpinan pak Dahlan Iskan sebagai direktur utama sedang menuju perubahan dari birokratik menjadi entrepreneur murni. Untuk itu, banyak hal yang harus dilakukan. Salah satunya, kami ingin menjadikan pulau Sumba di tahun 2011 nanti sebagai pulau bebas asap pembangkit listrik tenaga diesel,” kata Direktur Operasional PT PLN wilayah Indonesia Timur, Vickner Sinaga dalam sambutannya di acara peresmian sejuta sambungan di Sumba Timur, Rabu (27/10) kemarin.

Menurut Vickner, untuk mewujudkan hal itu, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan bupati pada empat kabupaten di pulau Sumba. Kerjasama tersebut papar Vickner sebelum mendampingi Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora dalam uji coba penggunaan listrik dengan sistem prabayar (digital) di lembaga pengembangan komputer Elshakom itu, melalui pengembangan dan pemanfaatan seluruh potensi alam yang dimiliki pulau Sumba seperti air terjun, matahari dan angin.

“Jadi ditahun 2011 nanti sudah tidak ada lagi yang namanya pembangkit listrik tenaga diesel. Kita ingin mengulang sejarah di tahun 1955 ketika mantan presiden RI pertama, Soekarno memimpin yang namanya Konferensi Meja Bundar dimana hampir seluruh pemimpin dunia berkumpul di Indonesia. Padahal ketika itu, Indonesia baru lima tahun merdeka.

Nah sejarah yang langka itu akan terulang kembali di Sumba ketika pulau ini bebas asap diesel di tahun 2011 nanti karena energi listrik yang digunakan seluruhnya bersumber dari kekayaan alam yang ada seperti tenaga air, matahari dan angin.

Dari seluruh wilayah di Indonesia Timur, kami memilih Sumba sebagai daerah yang akan menjadi pilot projek pengambangan listrik tanpa menggunakan tenaga diesel. Jadi bukan cuma di Indonesia tapi satu-satunya di dunia,” tandasnya diacara yang juga dihadiri GM PT PLN NTT Januwarsono, kepala PT PLN Sumba I Putu Priayatna dan kepala PT PLN Ranting Sumba Timur Andreas J Mehang itu.

Vickner mengungkapkan, program sejuta sambungan di seluruh Indonesia termasuk Sumba Timur yang diresmikan Rabu kemarin dalam rangka menjawab kebutuhan masyarakat akan listrik.

“Jadi Sumba saat ini adalah daerah yang paling tertinggal di Indonesia terkait pelayanan listrik yang hanya sebesar 26 persen. Tapi melalui program sejuta sambungan ada kenaikan sebesar 5 persen dan saat ini sudah mencapai 31 persen. Persentasi ini akan terus ditingkatkan hingga sebesar 80 persen. Kita butuh dukungan empat bupati yang ada di pulau Sumba ini," ulangnya.
Hal senada disampaikan GM PT PLN NTT Januwarsono.

Menurutnya, selain bebas asap mesin pembangkit listrik tenaga diesel, warga juga akan menikmati listrik dengan sistem prabayar (digital). Listrik sistem prabayar terangnya, memiliki sejumlah keunggulan diantaranya, tidak ada lagi komplain pelanggan pada petugas yang diduga salah mencatat jumlah pemakaian pada meteran listrik yang ada. “Listrik prabayar menggunakan sistem pulsa. Jadi berapa jumlah pulsa yang dibeli, maka pelayanan listrik disesuaikan dengan itu,” jelasnya.

Sementara, Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora dalam sambutannya menegaskan kesiapannya mendukung apapun kebijakan PT PLN termasuk menjadikan Sumba sebagai pulau tanpa asap pembangkit listrik tenaga diesel di tahun 2011 nanti.

“Ini kita lakukan hanya dengan satu tujuan yaitu memajukan pulau Sumba dan Kabupaten Sumba Timur khususnya jauh lebih baik dari sekarang melalui pemanfaatan sejumlah potensi yang ada,” ingatnya.

Terpisah, kepala Ranting PT PLN Sumba Timur, Andreas J Mehang mengatakan, program sejuta sambungan baru di wilayah tersebut melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 1.008 menjadi 1.300 pelanggan baru. Sementara untuk listrik prabayar tambah Andreas, saat ini sudah sebanyak 250 pelanggan yang menggunakan sistem tersebut.

Disaksikan Timor Express, selain peresmian penggunaan listrik sistem prabayar, acara tersebut juga diiringi dengan penanaman pohon mahoni dan beringin di sekitar wilayah patung kuda KM 9 Kecamatan Kota Waingapu.

Direktur Operasional PT PLN Wilayah Indonesia Timur, Vickner Sinaga juga meninjau wilayah Laipori Kecamatan Pandawai yang akan dijadikan pusat pengembangan listrik tenaga bayu.

[Sumber : Timor Express]
Selasa, November 02, 2010 | 0 komentar | Read More