Lukas Hentikan Penggalian Harta Karun

Written By Admin on Senin, Maret 02, 2009 | Senin, Maret 02, 2009

WAINGAPU, Tim pemburu harta karun pimpinan Lukas Mbadi Kaborang akhirnya menghentikan penggalian harta karun simpanan ex tentara Jepang di Km 12 Desa Pambota Njara Kecamatan Kota.
Hal ini disampaikan Lukas Mbadi Kaborang kepada Timex di Waingapu, Kamis (26/2) lalu.

Menurut Lukas, penghentian penggalian harta karun Jepang itu karena belum ada titik terang lokasinya yang pasti. "Setelah berlangsung selama empat hari mulai Senin sampai Kamis ini belum ada titik terang lokasi yang pasti soal posisi harta karun simpanan ex tentara Jepang itu sehingga upaya penggalian ini terpaksa kita hentikan hari ini," tegasnya.

Sebab lain tidak dilanjutkannya kegiatan tersebut demikian kata wakil ketua DPRD Sumba Timur yang juga mantan bupati Sumba Timur ini, karena cuaca yang kurang bersahabat. Lukas menegaskan, upaya penggalian akan dilanjutkan di tahun ini juga. "Dalam tahun ini juga penggalian harta karun itu akan kita lanjutkan," tegasnya. Ia juga enggan memastikan tanggal dan bulan kegiatan tersebut dilaksanakan.

Kadis Pertambangan dan Energi Sumba Timur, Umbu Manggana menyesalkan terjadinya kegiatan penggalian harta karun itu. Menurut Manggana diruang kerjanya, Jumat (27/2) kemarin, bila benar ada indikasi soal keberadaan harta karun tersebut, maka yang memiliki kewenangan adalah pemerintah karena masuk dalam kategori kekayaan negara.

"Karena harta karun yang diduga berada di Km 12 itu berada dalam tanah dan disinyalir milik umum, maka yang berkewenangan menggalinya adalah pemerintah karena itu adalah bagian dari kekayaan negara dalam hal ini Pemkab Sumba Timur," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, untuk mencari harta karun itu, Lukas Mbadi Kaborang mengundang tim Gegana Kupang, Satuan Brimobda Sumba dan Arkeolog asal Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala wilayah Bali, NTT dan NTB (BP3 Bali), Dewa Kompiang Gde dan Dewa Gde Maruti.

Mereka menyisir sejumlah gua peninggalan tentara Jepang di sekitar wilayah tersebut yang diduga digunakan ex tentara Jepang untuk menyimpan harta karun hasil rampasan para bangsawan Sumba ketika kalah perang melawan sekutu pada tahun 1945. Bahkan upaya pencarian harta karun itu juga melibatkan Dir Samapta Polda NTT, Kombes Eryanto yang diawali dengan prosesi adat Marapu oleh para imam aliran kepercayaan tersebut.

Menurut Lukas, pencairan harta karun itu berdasarkan pengalaman almarhum Umbu Nai Kadumbu alias Umbu Data ayah dari Rambu Christina sebagai saksi mata ketika ex tentara Jepang akan meninggalkan pulau Sumba sempat menyimpan harta rampasan dari para bangsawan Sumba.

Mereka (ex tentara Jepang, red) kata dia, membawa sedikitnya 40 tenaga kerja lokal untuk menggali dan menyimpan harta rampasan itu. "Umbu Data adalah satu diantara 40 tenaga kerja yang dipekerjakan ex tentara Jepang untuk menyimpan harta rampasan itu.

Setelah hartanya disimpan di dalam salah satu gua dari enam gua yang ada, warga Sumba yang dipekerjakan itu kemudian dibunuh. Ini untuk menghilangkan jejak dan saksi mata. Yang tidak ditembak mati oleh ex tentara Jepang itu hanya dua orang, satunya adalah Umbu Data. Itu karena Umbu Data bersahabat baik dengan ex tentara Jepang," paparnya.

Dikatakan, usai menembak mati warga yang dipekerjakan itu, Umbu Data oleh ex tentara Jepang disumpah dengan jempol darah untuk merahasiakan lokasi tersebut. Umbu Data kata Lukas, juga disumpah tidak boleh mengambil harta dimaksud. Namun pada tahun 1982, Umbu Data melanggar sumpah itu dan bersama beberapa warga menggali gua tersebut. Mereka berhasil menemukan sebuah patung buaya berbahan emas 6 karat juga seutas tali emas. Timex -

0 komentar:

Posting Komentar