DUA DESA DI SUMBA TIMUR TERENDAM BANJIR

Written By Admin on Senin, September 20, 2010 | Senin, September 20, 2010

WAINGAPU - Dua desa terendam, satu jembatan rubuh, ratusan ternak besar dan kecil hanyut dan puluhan hektar tanaman jagung siap panen rusak akibat banjir yang melanda Kecamatan Wulawaijelu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis (16/9/2010) sore.

Dua desa terendam banjir yaitu Desa Lumbumanggit dan Desa Laijanji. Sementara jembatan yang rubuh diterpa banjir yaitu jembatan yang menghubungkan Kecamatan Wulawaijelu dengan Kecamatan Ngadungala dan sekitarnya.

Akibat rubuhnya jembatan tersebut, akses dari Kecamatan Wulawaijelu ke Kecamatan Ngadungala sampai Karera lumpuh. Memang ada jalur alternatif yaitu melalui Kananggar, Kecamatan Paberiwai. Namun jaraknya cukup jauh sekitar ratusan kilometer.

Kepastian tentang kerugian akibat banjir Kamis (16/9/010) sore belum pasti karena masih dalam pendataan pemerintah daerah. Namun diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumba Timur, Ir. Komang Adnyana yang dikonfirmasi di sela-sela acara pembukaan Pacuan Kuda di Kecamatan Lewa, Sabtu (18/9/2010), mengatakan, untuk pembangunan kembali jembatan yang rubuh saja membutuhkan dana sekitar Rp 2 miliar. Belum lagi kerugian masyarakat dari lahan tanaman pangan, ternak, dan barang-barang rumah tangga, elektronik, kendaraan bermotor yang hanyut atau rusak terbawa banjir. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa.

Demikian juga jumlah rumah yang terendam. Banjir juga merendam Mapolsek yang ada di sekitar lokasi serta merusak berbagai peralatan yang ada di Mapolsek tersebut.
Pada saat banjir, tinggi air mencapai setengah meter lebih atau setinggi pinggang orang dewasa.

Informasi yang diperoleh di lokasi, banjir akibat hujan deras yang melanda sebagian wilayah Sumba Timur, Kamis pagi hingga sore hari, juga menyapu ternak warga yang ada di sekitar daerah aliran sungai dan rumah-rumah warga yang bermukim tidak jauh dari sungai yang meluap. Ternak yang hanyut terbawa banjir terdiri dari kerbau, sapi, babi, kuda, ayam yang mencapai ratusan ekor.

Komang Adnyana mengatakan, jembatan yang rubuh tersebut panjangnya 12 meter dibangun dengan dana APBN tahun 1995. Menurut Komang, karena jembatan tersebut rubuh, maka harus dibangun ulang di lokasi yang baru. Biaya bangun baru jembatan di lokasi tersebut mencapai Rp 2 miliar dengan panjang 20 meter.

Rubuhnya jembatan tersebut juga menyebabkan anak-anak yang bermukim di sebelah jembatan (daerah Ngadu Ngala) yang bersekolah di wilayah Wulawaijelu tidak bisa ke sekolah. Selama banjir, mereka terpaksa libur.

Dua hari pasca banjir, masyarakat di dua desa itu juga kesulitan air bersih karena sumber air di kedua desa itu keruh dan tertutup lumpur. Pemerintah Daerah harus mendatangkan mesin pompa air untuk menguras lumpur dan air kotor dari sumur-sumur yang ada di kedua desa tersebut. Untuk kebutuhan air bersih warga diambil dari desa sekitar yang tidak terkena banjir.

Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion yang mendapat laporan tentang banjir di kedua desa tersebut langsung turun ke lokasi memantau langsung kondisi warga dan pemukiman warga yang dilanda banjir, Jumat (17/9/2010). Gidion turun dengan tim lengkap membawa bantuan awal berupa ikan kaleng 30 dos, beras 205 kg, air mineral 30 dos, gula 30 kg.

Informasi dari warga korban banjir juga menyebutkan bahwa desa yang terendam banjir tidak hanya Lumbumanggit dan Laijanji, tetapi juga Hadakamali dan Kakaha. Namun berapa kerugian di dua desa itu juga masih dalam pendataan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur.

[Sumber : Pos Kupang]

0 komentar:

Posting Komentar